Friday, January 17, 2014

Agar Alloh Menutupi Aib Kita




Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, dari Rosululloh SAW bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

"Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Setiap kita tidak suka jika kejelekannya disebar dan diketahui orang banyak. Ia lebih suka jika aib dan kesalahannya tertutupi. Maka ini menjadi tuntutan iman setiap muslim untuk menutupi aib saudaranya seiman dan tidak menyebarkannya.

Rosululloh SAW menjelaskan beberapa hak seorang muslim atas muslim lainnya yang salah satunya menutupi aib saudara muslim lainnya,

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan siapa yang berusaha memenuhi kebutuhan  saudaranya maka Alloh akan memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Alloh akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya pada hair kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)

Makna وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا  adalah jika melihatnya berbuat buruk tidak lantas disebarkan di tengah-tengah manusia.
Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, Rosululloh saw bersabda,

لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia kecuali Alloh akan menutupi aibnya pada hari hari kiamat.” (HR. Muslim)

Hal ini tidak menafikan inkarul munkar (mengingkari kemungkaran) antara dirinya dan saudaranya. Menutupi aib terletak pada kemaksiatan yang telah dilakukannya. Sedangkan inkarul munkar letaknya pada kemaksiatan yang menjadi pekerjaannya. Mengingkari kemungkarannya adalah wajib dan kalau tidak bisa maka ia melaporkannya kepada hakim.

Keutamaan menutupi aib saudara muslim dikuatkan dengan sifat Alloh yang suka menutupi aib dan kesalahan hamba-Nya. Rosululloh SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَلِيمٌ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِر

"Sesungguhnya Alloh 'Azza wa Jalla maha kembut maha pemurah, malu dan suka menutupi. Dia mencintai rasa malu dan tertutup, maka apabila salah seorang kalian mandi hendaknya memasang penutup." (HR. al-Nasai)


No comments :

Post a Comment