Jika orang2 pergi
ke sekolah, kampus, karena mereka ingin memperoleh nilai bagus, ijasah keren,
maka jadilah "si idiot" yang justeru pergi ke sekolah, kampus karena
ingin belajar. Bahkan kalaupun kita tidak diterima di kampus top, fakultas
terbaik, tetap jadilah si idiot yang bisa belajar apa saja sepanjang dia suka,
karena kita tidak peduli dengan semua ukuran itu. Lupakan soal lulusan terbaik,
nilai UN paling tinggi, IPK paling top, apalagi calon mertua nyari yang lulusan
S3. Lupakan. Si idiot hanya fokus sekolah karena dia suka belajar, mencari
ilmu. Titik.
Jika orang2 pergi
ke kantor, tempat bekerja karena mereka ingin memperoleh gaji paling tinggi,
fasilitas paling top, maka jadilah "si idiot" yang justeru berangkat
kerja karena itu hobi-nya. Bahkan kalaupun pekerjaan tersebut tidak mentereng,
dianggap sebelah mata, tetap jadilah si idiot yang selalu riang bekerja,
mengerti sekali setiap detiknya adalah ibadah--jadi boro2 mau korupsi waktu,
tidak masuk kamus. Lupakan soal sikut2an, pindah2 kerja mencari gaji tertinggi,
mengeluh banyak hal, apalagi menjilat ke atasan. Lupakan. Si idiot bekerja
karena dia menyukai pekerjaannya, hobinya.
Jika orang2 pergi
keliling dunia, jalan2 kemana2 karena mereka ingin punya foto2, dipamer2kan,
ditunjuk2an ke orang lain, maka jadilah "si idiot" yang justeru tidak
merasa perlu membawa kamera, berfoto ria. Bahkan kalaupun perjalanan itu tidak
penting, tidak jauh, hanya ke pasar dekat rumah, tetap jadilah si idiot yang
selalu memperoleh pengalaman baru dari setiap perjalanannya. Lupakan soal
catatan hebat, si idiot lebih memilih memeluk sendiri semua pengalaman
hidupnya, untuk menjadikannya semakin baik dan paham.
Sungguh, bukankah
jika orang2 melakukan banyak hal dengan rumus yang sama, dan ternyata lebih
banyak gagalnya, mungkin sudah tibanya bagi kita semua untuk mencoba
menggunakan cara "si idiot".
Lakukanlah. Boleh
jadi dengan cara ini, kita akan benar2 mengetahui definisi kebahagiaan hidup.
Tanpa topeng, tanpa pamer, tanpa harus sibuk menjelaskan, menerangkan, apalagi
membuktikan betapa kerennya hidup kita. Yang sialnya, orang lain justeru sebaliknya,
sibuk pamer, menjelaskan, menerangkan dan membuktikan betapa keren hidup mereka
ke kita.
Si idiot tidak
peduli itu semua, dia hanya sibuk menjalani hidup sebaik mungkin, mengalir
seperti aliran sungai yang jernih nan bening.
https://www.facebook.com/notes/darwis-tere-liye/si-idiot/730537193663518
dan aku dengan
bangga, ingin menjadi diriku sendiri, dengan terus berusaha memperbaiki
segalanya menjadi lebih baik, tak peduli seberapa besar dunia menghujam, yang
penting Alloh Yang Maha Penyayang meridhoinya. Aamiin...
No comments :
Post a Comment